KTP Burik: Dari Korupsi, Foto Jelek, Sampai Bahan Kartu yang Kacau

KTP elektronik atau e-KTP seharusnya jadi solusi modern buat identitas kita. Tapi realitanya? Banyak dari kita malah frustasi dengan KTP burik yang pudar, fotonya jelek, dan bahkan kualitas materialnya jauh dari kata bagus. Dari sini, kita bisa lihat beberapa isu besar yang bikin e-KTP jadi bahan lelucon, mulai dari korupsi proyek KTP sampai kinerja pegawai negeri yang terlibat dalam proses pembuatan KTP. Yuk, kita bahas satu-satu masalahnya!

Kualitas Material KTP: Lebih Mirip Kartu Diskon

Kalau kalian perhatiin, kualitas bahan KTP yang kita pegang sekarang sering kali mengecewakan. Dalam waktu singkat, banyak dari kita yang ngalamin KTP yang retak, mengelupas, atau tulisannya pudar. Material KTP yang seharusnya bisa bertahan seumur hidup malah terasa kayak kartu diskon yang sekali pakai. Padahal, fungsinya jauh lebih penting daripada sekadar kartu parkir atau member card minimarket.

Masalah ini jelas bukan cuma soal penggunaan material murah, tapi juga bisa dikaitkan dengan sejarah korupsi proyek e-KTP yang dulu booming. Uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk bikin KTP dengan material berkualitas malah diselewengkan, dan dampaknya terasa sampai sekarang: KTP yang mudah rusak dan nggak tahan lama.

Menurut fakta di persidangan, proyek e-KTP yang dianggarkan sebesar Rp 5,9 triliun sebagian besar dananya hilang karena korupsi, alhasil kualitas produk yang kita terima jauh di bawah standar. Bayangin aja, dana sebesar itu dipotong sana-sini, akhirnya bahan yang dipilih buat KTP cuma seadanya. Jadi nggak heran, KTP kita cepat pudar dan rusak dalam waktu singkat.

Foto KTP: Udah Dandan Maksimal, Hasilnya Bikin Kecewa

Salah satu momen paling bikin frustrasi pas bikin KTP adalah foto KTP. Siapa nih yang udah rela dandan maksimal? Makeup, rambut ditata, senyum latihan biar keliatan manis. Tapi begitu liat hasilnya di KTP? Blur, mata setengah merem, senyum kayak ketahan. Rasanya usaha kita buat tampil cakep jadi sia-sia.

Masalahnya, teknologi kamera yang dipakai buat foto KTP rasanya kayak ketinggalan zaman. Di era kamera ponsel yang canggih, kamera buat foto KTP malah terasa kayak kamera VGA. Belum lagi, fotonya sering buram dan nggak fokus. Udah gitu, hasil fotonya nggak bisa diulang. Bayangin, udah modal senyum paling manis, eh yang keluar malah muka kayak habis dikejar anjing. Ini jelas bikin kecewa, apalagi kalau KTP itu bakal kita bawa seumur hidup.

Kinerja Pegawai Negeri: Birokrasi yang Bikin Frustasi

Nggak lengkap kalau kita bahas e-KTP tanpa ngomongin kinerja pegawai negeri yang ngurus proses pembuatan KTP ini. Kadang, bikin KTP itu butuh kesabaran luar biasa. Udah ngantri berjam-jam, pas giliran malah dilayani dengan wajah tanpa ekspresi. Kadang mereka lebih sibuk ngobrol sama rekan kerjanya atau ngurusin urusan pribadi daripada bantuin kita yang udah capek nunggu.

Bukan cuma itu, nggak jarang berkas kita yang udah lengkap masih aja disuruh balik lagi besoknya. Kalau begini terus, proses yang seharusnya cepat malah jadi berlarut-larut. Masalah klasik birokrasi Indonesia: pelayanan yang lambat dan nggak efisien bikin kita jengkel, dan di sisi lain, kita nggak punya pilihan lain selain sabar nunggu giliran.

KTP Digital: Solusi Masa Depan?

Di tengah berbagai kekecewaan soal KTP ini, muncul harapan baru: KTP digital. Dengan KTP digital, kita nggak perlu lagi ribet nyetak kartu yang gampang rusak. Data kita bisa disimpan secara digital dan diakses kapan aja lewat ponsel. Jadi, nggak ada lagi cerita KTP yang burik, pudar, atau rusak gara-gara jatuh atau kecemplung air.

Pemerintah udah mulai rencana buat nerapin KTP digital ini. Kalau beneran jalan, mungkin nggak bakal ada lagi masalah kayak KTP lusuh atau foto yang bikin malu. Semuanya bisa diakses lebih cepat dan praktis. Tapi ya, kita tetap harus bersabar. Proyek ini masih dalam tahap awal dan baru diuji coba di beberapa daerah. Semoga aja nggak ada cerita korupsi lagi yang bikin KTP digital ini nggak berjalan mulus.

Comments

Popular posts from this blog

Fasilitas BMDTP: Peluang Emas untuk Industri Lokal

Menggali HS Code: Resep Rahasia untuk Impor yang Sukses